Akhirnya hari yang ditunggupun tiba aku mulai dengan ikut latihan badminton secara teratur 2 kali dalam seminggu dengan klubku. Setiap kali latihan lamanya 3 sampai 4 jam. Cukup melelahkan bagiku yang masih pemula dan usia belasan tahun. Tetapi dari latihan rutin itu kecintaanku pada badminton makin tumbuh.
Aku mulai dilatih bagaimana memegang raket badminton dengan benar, memukul bola, melangkahkan kaki, mengayunkan lengan dan sebagainya. Setiap kali selesai latihan drill, stroke dan fisik kami diberi kesempatan untuk bermain badminton tunggal ataupun ganda. Itulah saat yang ditunggu-tunggu oleh kami semua. Bermain bersama-sama. Kami bermain dengan penuh semangat untuk saling mengalahkan.
Ayahku selalu mendukung dengan menyempatkan diri disela-sela kesibukannya untuk melihat latihanku. Terkadang memberi instruksi-instruksi, memberi semangat, mendengarkan keluhanku, pokoknya mensupportku habis-habisan dech. Sungguh suatu pengorbanan yang tidak sedikit baik itu waktu, tenaga dan uang yang telah Ayahku berikan untuk kemajuanku bermain badminton.
Oh ya… Ayahku juga penggemar berat badminton. Sering kami berdua datang lebih awal dari jadwal latihan badminton. Aku dan ayah bermain dulu barang sebentar sambil menunggu teman-teman lain datang. Kecintaan Ayahku pada badminton rupanya menular dalam diriku. Sering kami berdua berdiskusi panjang lebar mengenai teknik-teknik, trik-trik, metode latihan, rencana latihan…pokoknya semua berkaitan dengan badminton.
Kadang kami juga merencanakan pertandingan persahabatan dengan klub badminton disekitar kota kami. Jauh-jauh hari aku bersama teman klub badmintonku berlatih fisik dan teknik guna menghadapi pertandingan persahabatan tersebut. Kami semangat berlatih untuk menghadapi pertandingan badminton persahabatan itu. Walau tidak ada hadiah khusus yang diberikan apabila memenangi pertandingan tetapi ada rasa bangga apabila bisa mengalahkan lawan.
Pengunjung yang aku hormati, nantikan yah lanjutan ceritaku ini. Disini, di weblogku ini.
See you next time. Cheers!
Aku mulai dilatih bagaimana memegang raket badminton dengan benar, memukul bola, melangkahkan kaki, mengayunkan lengan dan sebagainya. Setiap kali selesai latihan drill, stroke dan fisik kami diberi kesempatan untuk bermain badminton tunggal ataupun ganda. Itulah saat yang ditunggu-tunggu oleh kami semua. Bermain bersama-sama. Kami bermain dengan penuh semangat untuk saling mengalahkan.
Ayahku selalu mendukung dengan menyempatkan diri disela-sela kesibukannya untuk melihat latihanku. Terkadang memberi instruksi-instruksi, memberi semangat, mendengarkan keluhanku, pokoknya mensupportku habis-habisan dech. Sungguh suatu pengorbanan yang tidak sedikit baik itu waktu, tenaga dan uang yang telah Ayahku berikan untuk kemajuanku bermain badminton.
Oh ya… Ayahku juga penggemar berat badminton. Sering kami berdua datang lebih awal dari jadwal latihan badminton. Aku dan ayah bermain dulu barang sebentar sambil menunggu teman-teman lain datang. Kecintaan Ayahku pada badminton rupanya menular dalam diriku. Sering kami berdua berdiskusi panjang lebar mengenai teknik-teknik, trik-trik, metode latihan, rencana latihan…pokoknya semua berkaitan dengan badminton.
Kadang kami juga merencanakan pertandingan persahabatan dengan klub badminton disekitar kota kami. Jauh-jauh hari aku bersama teman klub badmintonku berlatih fisik dan teknik guna menghadapi pertandingan persahabatan tersebut. Kami semangat berlatih untuk menghadapi pertandingan badminton persahabatan itu. Walau tidak ada hadiah khusus yang diberikan apabila memenangi pertandingan tetapi ada rasa bangga apabila bisa mengalahkan lawan.
Pengunjung yang aku hormati, nantikan yah lanjutan ceritaku ini. Disini, di weblogku ini.
See you next time. Cheers!